Mungkin anda pun tidak akan pernah percaya jika segelas susu yang diminum oleh beberapa orang tetap bisa mengenyangkan, normalnya kita makan saja terkadang masih harus menambah nasi dan ditutup dengan meminum susu. Lalu bagaimana bisa jika segelas susu yang diminum bergantian bisa mengenyangkan seorang Abu Hurairah, agar tidak penasaran langsung saja simak kisahnya berikut ini;
Dikutip dari kitab Musnad Ahmad karya Imam Ahmad bin Hanbal yang diriwayatkan dari Hadits Abu Hurairah, yang menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami susah tidur karena perutnya sangat lapar. Sehingga tidak jarang ia mengganjal perutnya dengan batu agar bisa menahan rasa lapar itu.
Sampailah pada suatu hari, ia sengaja duduk-duduk di pinggiran jalan yang biasa dilalui oleh orang. Tiba-tiba Abu Bakar berjalan melewatinya. Dan Abu Hurairah berusaha menanyakan tentang firman Allah dengan harapan ia diajak datang ke rumah Abu Bakar. Namun, Abu Bakar tidak paham dengan maksud itu, sehingga harapan pun sia-sia.
Tidak lama dari peristiwa itu, kemudian Umar bin Khattab juga lewat jalanan di mana Abu Hurairah sengaja duduk. Sementara Abu Hurairah terus berusaha dengan upaya yang sama dengan harapan yang sama pula. Tapi belum juga berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Sampai Rasulullah melewatinya dan sepertinya Rasul sangat paham apa yang sedang dialami Abu Hurairah. Kemudian Rasulullah memanggilnya, “Wahai Abu Hurairah.” Dengan segera Abu Hurairah menjawab seruan itu.
“Ikutlah padaku,” ajak Rasul. Abu Hurairah mengiyakan ajakan itu tanpa bertanya akan diajak ke mana oleh Rasulullah. Ia terus mengikuti langkah kaki Rasulullah hingga sampai ke rumahnya. Sudah bisa dilihat dari niat awalnya, Abu Hurairah sangat berharap akan dapat sesuatu yang bisa menjadi ganjal perutnya yang sedang lapar saat itu.
Sesampainya di dalam rumah Rasulullah, Abu Hurairah melihat ada segelas susu di atas meja. Lalu Rasul pun bertanya kepada para penghuni rumah dari mana asal susu itu. Kemudian salah satu dari istrinya menjawab bahwa susu itu merupakan pemberian dari seseorang yang sengaja mendatangi rumahnya.
Mendengar jawaban itu, sontak Rasulullah langsung meminta Abu Hurairah untuk memanggilkan para penghuni Shuffah. Tapi, lagi-lagi Abu Hurairah tampak kebingungan karena bukan dirinya yang mendapatkan tawaran dari Rasulullah untuk minum susu itu. Abu Hurairah pun bergumam, “Bagaimana mungkin susu satu gelas ini dibagikan kepada para penghuni Shuffah sedangkan aku sendiri sangat merasa lapar.”
Meskipun demikian, itu tetap perintah Rasulullah yang harus ditaati. Abu Hurairah pun melaksanakan perintah itu dengan memanggil semua yang berada di Shuffah. Setelah mereka semua duduk di rumah Rasulullah, kemudian ia meminta Abu Hurairah untuk mengambilkan segelas susu itu agar diminum secara bergantian satu persatu sampai semuanya merasa kenyang.
Sedangkan Abu Hurairah merasa heran karena segelas susu itu tidak juga habis padahal sudah diminum oleh teman-temannya. Sampailah pada giliran Rasulullah untuk meminumnya, beliau memegang gelas itu dengan kedua tangannya dan memandangi Abu Hurairah dengan guratan senyuman di wajahnya.
“Wahai Abu Hurairah, tinggal aku dan engkau yang belum minum,” ucap Rasul.
“Benar, Rasulullah,” jawabnya semangat seperti sudah tidak sabar lagi ingin meneguk susu itu.
“Duduklah dan minumlah,” pinta Rasulullah. Kemudian Abu Hurairah pun segera mengambil tempat duduk lalu dengan cepat minum seteguk susu tersebut. Rasulullah menyuruhnya untuk meminumnya lagi, kemudian ia meneguknya untuk yang kedua kali. Setelah itu, Rasul tetap menyuruhnya untuk meminumnya lagi, sampai tegukan yang ketiga kalinya.
Namun pada tegukan yang ketiga kalinya itu, sudah cukup membuat Abu Hurairah merasa kenyang sampai akhirnya ia mengatakan, “Tidak, demi dzat yang mengutusmu dengan benar, aku sudah tidak lagi menemukan tempat di dalam perutku yang kosong.”